Membangun kebiasaan hidup aktif pada anak sangat penting untuk mendukung perkembangan fisik dan mental mereka. Aktivitas fisik yang rutin tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan sosial, kognitif, dan emosional. Berikut adalah strategi berbasis bukti untuk menumbuhkan kebiasaan aktif pada anak, dilengkapi dengan referensi dari literatur ilmu kesehatan.
1. Memahami Pentingnya Aktivitas Fisik
Seperti dijelaskan dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak (IDAI, 2021), aktivitas fisik memberikan manfaat signifikan, seperti memperkuat otot dan tulang, mengurangi risiko obesitas, serta meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Selain itu, aktivitas ini juga membantu pola tidur yang lebih baik dan mengurangi risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
2. Memberikan Contoh yang Positif
Anak cenderung meniru perilaku orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Orang tua yang aktif secara fisik memberikan teladan yang baik. Langkah sederhana seperti berjalan kaki bersama anak ke sekolah atau melakukan olahraga keluarga di akhir pekan dapat mendorong anak untuk tetap aktif.
3. Merancang Aktivitas yang Menarik
Aktivitas fisik tidak harus terbatas pada olahraga terstruktur. Kegiatan menyenangkan seperti bermain di taman, bersepeda, menari, atau permainan aktif seperti petak umpet adalah cara efektif untuk membuat anak bergerak. Pastikan aktivitas yang dipilih sesuai dengan usia dan minat anak untuk memaksimalkan keterlibatan mereka.
4. Membuat Jadwal yang Konsisten
Konsistensi adalah kunci pembentukan kebiasaan. Tetapkan waktu khusus setiap hari untuk aktivitas fisik, seperti 30 menit bermain di luar rumah setelah pulang sekolah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan anak usia 5-17 tahun melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi setidaknya 60 menit setiap hari.
5. Membatasi Waktu Layar
Waktu yang dihabiskan di depan layar, seperti menonton televisi atau menggunakan perangkat elektronik, dapat mengurangi peluang untuk beraktivitas fisik. Panduan Gizi Seimbang (Kemenkes RI, 2014) menyarankan agar waktu layar anak dibatasi maksimal 2 jam per hari dan digantikan dengan kegiatan yang lebih dinamis.
6. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Rumah Tangga
Aktivitas sehari-hari seperti menyapu, mencuci mobil, atau berkebun dapat meningkatkan tingkat aktivitas fisik anak. Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan tanggung jawab dan keterampilan hidup yang berguna bagi anak.
7. Mendukung Partisipasi dalam Olahraga Terorganisir
Mengikutsertakan anak dalam olahraga kelompok seperti sepak bola, bulu tangkis, atau senam dapat membantu mereka belajar bekerja sama dan meningkatkan koordinasi motorik. Pastikan olahraga yang dipilih sesuai dengan minat anak untuk menjaga motivasi dan kesenangan mereka.
8. Memberikan Penguatan Positif
Berikan pengakuan dan penghargaan atas usaha anak untuk tetap aktif, baik melalui pujian verbal maupun insentif kecil. Ini membantu membangun motivasi intrinsik anak untuk mempertahankan gaya hidup aktif.
9. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Pastikan lingkungan anak mendukung aktivitas fisik, seperti menyediakan ruang bermain yang aman di rumah atau memilih sekolah dengan fasilitas olahraga yang memadai.
10. Memantau dan Menyesuaikan Aktivitas
Pantau perkembangan kebiasaan aktif anak dan lakukan evaluasi secara berkala. Jika anak mulai bosan dengan aktivitas tertentu, perkenalkan opsi baru untuk menjaga minat dan keterlibatan mereka.
Kesimpulan
Membangun kebiasaan hidup aktif pada anak membutuhkan kolaborasi antara keluarga, komunitas, dan dukungan sistem masyarakat. Dengan membiasakan anak untuk aktif sejak dini, mereka dapat mengembangkan fondasi yang kuat untuk menjalani gaya hidup sehat sepanjang hayat.
Referensi
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2021). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: IDAI.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Panduan Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI.
- World Health Organization (WHO). (2020). Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behaviour. Geneva: WHO.